Benteng Sombaopu Benteng Peninggalan Kerajaan Gowa

Benteng Sombaopu Benteng Peninggalan Kerajaan Gowa
Benteng Sombaopo
Benteng Somba Opu merupakan benteng peninggalan dari Kerajaan Gowa, yang dibangun atas perintah Raja Gowa ke-9 , Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna pada tahun 1525. Selain berfungsi sebagai benteng pertahanan, juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Gowa. Pada masanya tempat ini pernah menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan dimana rempah-rempah yang diperjualbelikan untuk beberapa pedagang baik dari Asia, sekitar Indonesia dan wilayah Eropa. 

Benteng ini berbentuk segi empat dengan luas total 1.500 hektar. Memanjang 2 kilometer dari barat ke timur. Ketinggian dinding benteng yang terlihat saat ini adalah 2 meter. Tetapi dulu, tinggi dinding sebenarnya adalah antara 7-8 meter dengan ketebalan 12 kaki atau 3,6 meter. Terdapat tiga bastion yang masih bisa dilihat dari benteng ini, yaitu bastion di sebelah barat daya, bastion tengah, dan bastion barat laut. Yang terakhir ini disebut Buluwara Agung. Di bastion inilah pernah ditempatkan sebuah meriam paling dahsyat yang dimiliki orang Indonesia. Namanya Meriam Anak Makassar. Bobotnya mencapai 9.500 kg, dengan panjang 6 meter, dan diameter 4,14 cm.

Pada tanggal 15 Juni 1669 terjadi peperangan hebat antara Belanda di bawah kepemimpinan C.J. Spelman, melawan Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Dalam peperangan ini Belanda berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Gowa dan menguasai Benteng Sombaopu. Belanda kemudian menghancurkan benteng hingga terendam oleh  ombak pasang. Selama ratusan tahun, reruntuhan benteng terbenam dan terkubur di dalam tanah akibat naiknya sedimentasi dari laut.

Pada tahun 1980-an, reruntuhan benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah para ilmuan. Dan direkonstruksi kembali pada tahun 1990, dengan mempertahankan sisa-sisa reruntuhan dinding yang masih tegak berdiri. 

Ilmuwan Inggris, William Wallace, menyatakan, Benteng Somba Opu adalah benteng terkuat yang pernah dibangun orang nusantara. Benteng ini adalah saksi sejarah kegigihan Sultan Hasanuddin serta rakyatnya mempertahankan kedaulatan negerinya. Pernyataan Wallace bisa jadi benar. Begitu memasuki kawasan Benteng Somba Opu, akan segera terlihat tembok benteng yang kokoh. Menggambarkan sistem pertahanan yang sempurna pada zamannya. Meski terbuat dari batu bata merah, dilihat dari ketebalan dinding, dapatlah terbayangkan betapa benteng ini amat sulit ditembus dan diruntuhkan.

Kini kawasan Benteng Somba Opu telah dijadikan kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan. Yang didalamnya dibangun rumah-rumah adat tradisional Sulawesi Selatan. 

Subscribe to receive free email updates: