Pesona Pantai Tete Tonra, Pantai Pasir Putih Saksi Bisu Peristiwa Bersejarah

Pesona Pantai Tete Tonra, Pantai Pasir Putih Saksi Bisu Peristiwa Bersejarah

Pantai Tete di Tonra, Kabupaten Bone dikenal memiliki pemandangan menakjubkan. Baik di hari biasa atau liburan, pantai berpasir putih ini tak pernah kehilangan wisatawan. Selain lokasinya yang mempesona, Pantai Tete ternyata merupakan saksi bisu peristiwa bersejarah angkatan bersenjata di Sulawesi Selatan. Penasaran seperti apa kisahnya? Simak ulasan hasil suguhan Arsy Tours & Travel berikut!

Pantai Tete terletak sekitar 61 km di sebelah selatan Kota Watampone, tepatnya di Desa Bone Puteh, Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Apabila Anda kebetulan berada di Kota Makassar, paculah kendaraan menjauhi pusat kota ke arah Timur Laut sejauh 175 km. Jalur masuk ke wilayah pantai terdapat di jalan poros Sinjai–Watampone, tepatnya di Desa Gareccing.

Apabila Anda datang dari arah selatan, setelah melewati Desa Biccoing ikuti papan petunjuk arah Pantai Tete di sisi kanan jalan poros. Tidak lebih dari 3 km, Anda sudah akan disambut lengkung garis pantai nan elok beserta suara deru ombak yang menyegarkan sanubari.

Di jagad media sosial, Pantai Tete dinobatkan sebagai salah satu pantai terunik di Kabupaten Bone. Bukan tanpa alasan gelar ini disandangnya. Pesona pantai pasir putih ini semakin sempurna saat air laut mulai surut. Seketika saja, perairan Pantai Tete berubah menjadi lahan lapang beralas pasir. Satu hal yang menarik, saat surut air laut tiba sebuah jalan setapak selebar 3-5 meter sepanjang 1 km terbuka menghubungkan bibir pantai dengan pulau tak berpenghuni di Timur Pantai Tete.

Pulau kecil yang dijuluki warga setempat sebagai Pulau Bulu’ Betta’ tersebut juga bisa dicapai menggunakan perahu kecil di kala pasang air laut. Saat air laut kembali pasang, Pantai Tete kembali seperti pantai pada umumnya. Pengunjung dapat berenang sepuasnya di perairan dangkal. Pasalnya, ombak di pesisir Desa Bone Puteh ini cukup tenang dengan garis pantai yang langsung menghadap Teluk Bone di utara.

Selain menjadi tempat rekreasi populer di Bone, Pantai Tete tenyata juga dimanfaatkan sebagai medan latihan rimba laut para Prajurit TNI. Saat masa pelatihan, ribuan prajurit infanteri Kodam VII/Wirabuana digodog dan dikukuhan di tempat ini. Tidak heran, di samping fasilitas kamar mandi, ruang ganti, dan warung-warung penduduk, terdapat pula barak-barak prajurit yang hanya terisi saat masa pelatihan berlangsung.

Penempatan lokasi latihan bagi prajurit baru ini tentunya berkaitan pula dengan peristiwa bersejarah yang terjadi di Pantai di Desa Bone Puteh. Pada tahun 1962, Panglima DI/TII Sulawesi Selatan, Kahar Muzakkar, melakukan pertemuan dengan Panglima Kodam XIV Hasanuddin, M. Jusuf. Pertemuan tersebut berisi pernyataan dan penyerahan 1200 prajurit di bawah komando Kahaz Muzakkar kepada M. Jusuf.

Meski bersifat tak resmi pertemuan tersebut didokumentasikan oleh Boet Philippe Manuel Romphas, wartawan sekaligus kepala kantor IPPHOS (Indonesia Press Phote Service), cikal bakal kantor berita ANTARA. Di tengah pertemuan, Romphas menyamar sebagai salah satu prajurit M. Jusuf. Kisah bersejarah yang terjadi cepat di tengah nuansa Pantai Tete jarang terekspos. Tidak ada monumen, batu peringatan, atau penanda terjadinya perundingan di sepanjang garis Pantai Tete.

Peristiwa bersejarah di Pantai Tete ini pun lebih banyak dituturkan oleh penduduk setempat. Meskipun begitu, hal ini tak menyurutkan minat wisata alam Pantai Tete, bahkan menjadi kisah yang menarik untuk digali apabila Anda berkunjung ke pantai pasir putih tersebut. Oleh karena itu, segera manfaatkan waktu liburan dengan mengagumi pesona Pantai Tete di Tonra bersama Arsy Tours & Travel! (IA)

Tag: Pantai Tete Tonra, Pantai Pasir Putih, Jalan ke Pantai Tete, Pulau Bulu’ Betta’, Sejarah Angkatan Bersenjata di Sulawesi Selatan, Arsy Tours & Travel

Subscribe to receive free email updates: